Hallo teman-teman ku yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng, kali ini saya akan membahas tentang split personality (kepribadian yang pecah) dan matinya cinta sejati. Mungkin sebagian dari kalian pasti bertanya-tanya apa sih yang dimaksud dengan split personality dan matinya cinta sejati, daripada berlama-lama lebih baik kita liat aja yuk apa sih arti dan maknanya. Capppppccuuussss……..
Mungkin kita tidak pernah menyadari, bahwa telah terjadi sikap dikotomis dalam kehidupan kita. Pada situasi keagaamaan tertentu seperti dalam shalat, di masjid, mengikuti majelis taklim, dan lainnya kita senantiasa memproklamasikan sebuah persaksian religius (syahadat) bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dan tidak ada Dzat yang Maha besar selain Allah, dan tidak ada Dzat yang layak dijadikan tumpuan cinta selain Dia. Namun pada situasi kehidupan keseharian lain yang frekuensi dan alokasi waktunya jauh lebih besar disbanding situasi keagamaan, kita secara besar-besaran mempertuhankan hawa nafsu, memahabesarkan kesibukan dunia, dan lebih mencintai sesuatu selain Allah.
Kita bedah kondisi diri kita secara objektif di hadapan Allah. Jangan-jangan selama ini, kita hidup betul-betul dengan menampilkan sebuah kepribadian yang pecah (split personality). Pecahan yang satu kecil dan bertuliskan Allah, sedangkan pecahan yang lain besar. Bentuknya besar sekali dan bergambarkan setan,bertuliskan hawa nafsu dan bertahtakan cinta dunia. Kita harus berani mengakui bahwa model keberagamaan yang pecah seperti di deskripdikan di atas adalah tipe keberagamaan “dua muka”. Muka yang satu menghadap Allahbketika shalat, ketika di masjid, atau ketika ngaji misalnya ; namun saat bekerja, saat bergaul dengan masyarakat, saat berbisnis, saat berpolitik dan lain sebagainya, muka satu lagi tunduk pada setan dan hawa nafsu. Padahal Allah SWT. Secara tegas memerintahkan kita agar menghambakan diri hanya kepada-Nya. Allah berfirman,
“…Dan hadapkanlah wajahmu dengan utuh-lurus kepada agama (Allah)… (Ar-Rum:30). “
Menurut kalian CINTA itu punya tingkatan gak sih??? Ayo,,, siapa yang tahu. Silahkan acungkan tanganmu. Atau malah ada yang gak tau kalau ternyata CINTA itu punya tingkatan juga lho… daripada penasaran lebih baik saya jelasin aja deh apa aja Tingkatan CINTA itu….
CINTA dalam bahasa Arab adalah al-hub atau al-mahabat. Maksudnya wadahu, yakni kasih atau mengasihi. Menurut Al-junaid, cinta adalah kecenderungan hati. Dengan demikian, cinta secara umum dapat didefinisikan sebagai perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang condong kepada apa yang dicintainya dengan semangat mengasihi dan menyayanginya.
Abdullah Nashih Ulwan ,embagi cinta dalam tiga tingkatan sebagi berikut :
1. Al- Mahabat Al-Ula.
2. Al- Mahabat Al-Wustha
3. Al- Mahabat Al-Adna.
Pembagian ini dilandaskan pada sinyalemen Allah,
Katakanlah, “ Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu cemaskan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, semua itu lebih kamu cintai daripada Allah, rasul-Nya, dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidka akan member petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (At-Taubah; 24).
Al-Mahabat Al-Ula adalah tingkatan cinta yang pertama yakni cinta kepada Allah dan rasul-Nya serta perkara-perkara yang bertailan denga keduanya. Inilah cinta sejati, cinta abadi. Aapbila cinta sejati ini telah mengeram pada diri seseorang, maka secara meneduhkan dirinya akan mendapatkan ketentraman hati yang hakiki; sebuah ketentraman transeden yang tak pernah terusik oleh kecamuk masalah-masalah duniawi. Allah sebagai Sang kekasih tak akan pernah membiarkan orang yang dengan tulus mencintai-Nya gelisah dan merana dalam hidup. Semerbak kasih saying Allah akan menyebar harum mewangi menelusup ke dalam pori-pori hidupnya. Inilah klimaks keindahan cinta sejati.
Adapun kecintaan pada keluarga (anak,istri,ibu,bapak,sanak-saudara), harta, takhta, wanita dan segala objek cinta yang bersifat duniawi adalah tingkatan cinta menengah (Al-Mahabat Al-Wustha). Cinta ini harus berada di bawah cinta utama dan pelaksanaannya harus sesuai dengan syariat Allah dan rasul-Nya. Jika cinta menengah ini diangkat mengungguli cinta utama, maka cintanya akan jatuh pada cinta yang paling rendah, cinta yang akan mendatangkan kehinaan (Al-Mahabat Al-Adna). Orang yang tenggelam ke dalam “samudera tak bertepi” dari Al-Mahabat Al-Adna sebagaimana disinyalir Allah dalam At-Taubat ayat 24 diatas termasuk golongan kaum fasik yang akan selalu mengalami kekeringan hidayah dalam hidupnya. Dalam ayat lain Allah SWT. Juga menegaskan,
Mungkin kita tidak pernah menyadari, bahwa telah terjadi sikap dikotomis dalam kehidupan kita. Pada situasi keagaamaan tertentu seperti dalam shalat, di masjid, mengikuti majelis taklim, dan lainnya kita senantiasa memproklamasikan sebuah persaksian religius (syahadat) bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dan tidak ada Dzat yang Maha besar selain Allah, dan tidak ada Dzat yang layak dijadikan tumpuan cinta selain Dia. Namun pada situasi kehidupan keseharian lain yang frekuensi dan alokasi waktunya jauh lebih besar disbanding situasi keagamaan, kita secara besar-besaran mempertuhankan hawa nafsu, memahabesarkan kesibukan dunia, dan lebih mencintai sesuatu selain Allah.
Kita bedah kondisi diri kita secara objektif di hadapan Allah. Jangan-jangan selama ini, kita hidup betul-betul dengan menampilkan sebuah kepribadian yang pecah (split personality). Pecahan yang satu kecil dan bertuliskan Allah, sedangkan pecahan yang lain besar. Bentuknya besar sekali dan bergambarkan setan,bertuliskan hawa nafsu dan bertahtakan cinta dunia. Kita harus berani mengakui bahwa model keberagamaan yang pecah seperti di deskripdikan di atas adalah tipe keberagamaan “dua muka”. Muka yang satu menghadap Allahbketika shalat, ketika di masjid, atau ketika ngaji misalnya ; namun saat bekerja, saat bergaul dengan masyarakat, saat berbisnis, saat berpolitik dan lain sebagainya, muka satu lagi tunduk pada setan dan hawa nafsu. Padahal Allah SWT. Secara tegas memerintahkan kita agar menghambakan diri hanya kepada-Nya. Allah berfirman,
“…Dan hadapkanlah wajahmu dengan utuh-lurus kepada agama (Allah)… (Ar-Rum:30). “
Menurut kalian CINTA itu punya tingkatan gak sih??? Ayo,,, siapa yang tahu. Silahkan acungkan tanganmu. Atau malah ada yang gak tau kalau ternyata CINTA itu punya tingkatan juga lho… daripada penasaran lebih baik saya jelasin aja deh apa aja Tingkatan CINTA itu….
CINTA dalam bahasa Arab adalah al-hub atau al-mahabat. Maksudnya wadahu, yakni kasih atau mengasihi. Menurut Al-junaid, cinta adalah kecenderungan hati. Dengan demikian, cinta secara umum dapat didefinisikan sebagai perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang condong kepada apa yang dicintainya dengan semangat mengasihi dan menyayanginya.
Abdullah Nashih Ulwan ,embagi cinta dalam tiga tingkatan sebagi berikut :
1. Al- Mahabat Al-Ula.
2. Al- Mahabat Al-Wustha
3. Al- Mahabat Al-Adna.
Pembagian ini dilandaskan pada sinyalemen Allah,
Katakanlah, “ Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu cemaskan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, semua itu lebih kamu cintai daripada Allah, rasul-Nya, dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidka akan member petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (At-Taubah; 24).
Al-Mahabat Al-Ula adalah tingkatan cinta yang pertama yakni cinta kepada Allah dan rasul-Nya serta perkara-perkara yang bertailan denga keduanya. Inilah cinta sejati, cinta abadi. Aapbila cinta sejati ini telah mengeram pada diri seseorang, maka secara meneduhkan dirinya akan mendapatkan ketentraman hati yang hakiki; sebuah ketentraman transeden yang tak pernah terusik oleh kecamuk masalah-masalah duniawi. Allah sebagai Sang kekasih tak akan pernah membiarkan orang yang dengan tulus mencintai-Nya gelisah dan merana dalam hidup. Semerbak kasih saying Allah akan menyebar harum mewangi menelusup ke dalam pori-pori hidupnya. Inilah klimaks keindahan cinta sejati.
Adapun kecintaan pada keluarga (anak,istri,ibu,bapak,sanak-saudara), harta, takhta, wanita dan segala objek cinta yang bersifat duniawi adalah tingkatan cinta menengah (Al-Mahabat Al-Wustha). Cinta ini harus berada di bawah cinta utama dan pelaksanaannya harus sesuai dengan syariat Allah dan rasul-Nya. Jika cinta menengah ini diangkat mengungguli cinta utama, maka cintanya akan jatuh pada cinta yang paling rendah, cinta yang akan mendatangkan kehinaan (Al-Mahabat Al-Adna). Orang yang tenggelam ke dalam “samudera tak bertepi” dari Al-Mahabat Al-Adna sebagaimana disinyalir Allah dalam At-Taubat ayat 24 diatas termasuk golongan kaum fasik yang akan selalu mengalami kekeringan hidayah dalam hidupnya. Dalam ayat lain Allah SWT. Juga menegaskan,
"....Dan di anatara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sanagt cintanya kepada Allah… (Al-Baqarah:165). "
Nah, setelah kalian baca tingkatan cinta di atas kira-kira diri kalian termasuk kedalam tingkatan cinta golongan ke berapa? Selanjutnya saya akan membahas tentang Kematian Cinta Sejati.
Manusia abad ini telah terkontaminasi oleh paham kebendaan (materialisme), sehingga cinta, minat dan kegandrungan hati lebih diorientasikan pada sesuatu yang bersifat riil, konkret, dan teraba oleh pancaindera. Kecintaan pada sesuatu yang gaib dan kasat mata tidak memiliki tempat dalam diri manusia masa kini. Akibatnya, kecintaanpada keluaraga, harta, takhta dan wanita melebihi cinta kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta sejati dikalahkan oleh cinta duniawi. Cinta sejati mengalami degradasi secara sungguh-sungguh akan berlanjut pada terjadinya tragedy kematian cinta ssejati. Inilah wujud kematian cinat sejati dalam hidup. Kematian raga hanyalah kematian kecil, namun kematian jiwa (cinta sejati) adalah sebuah kematian besar.
Bagaimana mengatasi kegersangan hati manusia modern ???
Salah satu dilema atau yang sering kita sebut dengan galau yang sering menimpa kehidupan manusia abad modern adalah munculnya gejala keranjingan kebendaan (euphoria materi). Hal semacam itu menyebabkan manusia lebih respek kepada aspek lahiriah daripada aspek batiniah. Akibtanya, kegersangan hati atau kehampaan spiritual (lost of soul) sering menjadi trend penyakit jiwa manusia modern dan sering sekali menimpa anak-anak remaja yang sedang dilanda jatuh cinta. Kebanyakan dari mereka sering menyebutnya dengan kata “GALAU” inilah penyakit hati yang sering membuat anak-anak seusia kita tidak bisa konsen belajar dan mengerjakan hal-hal yang lebih bremanfaat di luar sana karena penyakit hati ini alias si GALAU.
Telah terjadi kepincangan eksistensi yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan manusia abad ini. Kemajuan dan modernitas bidang-bidang fisik-lahiriah, ternyata tak mampu mengguyurkan air keteduhan dan ketentraman kepada kehidupan. Bahkan secara tragis malah menggersangkan kehidupan batin dan hatinya. Akinatnya, manusia sering mengalami kehampaan makna hidup. Kekayaan telah tergenggam, kesuksesan telah tergapai, popularitas telah ternggut, namun kedamaian jiwa, ketentraman hati dan kesejukan hidup hanyalah mimpi di atas mimpi.
Penyebab utama kegersangan hati sebagaimana disinyalir oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Fawa’id Al-Fawa’id adalah akibat kerakusan manusia mengejar dunia dengan mengabaikan kehidupan akhirat. Pergaulatan dengan dunia politik, pariwisata, dan aspek-aspek duniawi lainnya secara berlebihan dapat menyebabkan hati mmenjadi kering, keras, dan hampa dari siraman kasih saying illahi. Allah sebagai sumber ketentraman hidup telah terusir dari relung hati kita.
Dengan menyadari secara mendalam bahwa penyebab utama dari penyakit kegersangan hati adalah cinta dunia yang berlebihan, maka menurut Ibnul Qayyim, cara untuk mengantisipasi dan menanganinya adalah melakukan penyadaran diri secara sunggug-sungguh. Ia harus berusaha menghindarkan diri dari kecintaan dunia secara berlebihan dan keterpautan hati dengan akhirat harus ditumbuh suburkan. Hati harus disirami dengan zikir, diguyur dengan tafakur, dialiri dengan tobat, dan dibersihkan dari segala dosa, agar kebeningan hati bisa terwujud.
Hati bisa sakit seperti badan. Penawar sakit hati adalah tobat dan menjaganya. Hati jiga bisa suram seperti halnya cermin. Untuk membersihkannya diperlukan zikir,. Hati bisa telanjang seperti halnya badan. Hiasannya adalah takwa. Hati juga bisa lapar dan dahaga layaknya seperti badan. Makanan dan minumnya adalah mak-rifatullah, cinta, tawakal dan kepatuhan kepada Allah. Jika Allah telah memenuhi relung hati manusia, maka hati pun menjadi lapang, bercahaya, bening, jernih dan teduh. Dunia selamanya tidak akan pernah mampu menentramkan hati, kecuali dzikrullah, sebagaimana dijelaskan dalam firman berikut :
"....Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang. (Ar-Ra’ad: 28)..."
Siapapun yang belum mampu menghadirkan Allah di dalam hatinya, maka ia telah kehilangan harta yang sangat berharga dalam hidupnya, yakni dzikrullah. Oleh sebab itu, kejarlah harta itu, sebab dia membuat jiwa kaya dan hati tenang serta damai.
Nah sekarang kalian semua udah tahu kan apa itu split personality, kematian cinta sejati, kegersangan hati dan bagaimana sih cara mencegah kegersangan hati itu. Semoga tulisan saya kali ini bisa bermanfaat untuk diri saya sendiri dan orang-orang di sekitar saya.
Sekian tulisan saya dan pesan saya hanya satu, tetap jagalah hati kalian sebaik-baiknya dan jangan pernah galau-galauan lagi ya buat teman-teman ku yang sering galau. Karena sebenarnya galau itu gak enak dan gak banget. Jadi, HIDUP TIDAK GALAU. (y) ;)
Daftar Pustaka
Albani Muhammad.2011.Agar Hati Tak Mati Berkali-kali.Solo:Era Adicitra Intermedia
Nah, setelah kalian baca tingkatan cinta di atas kira-kira diri kalian termasuk kedalam tingkatan cinta golongan ke berapa? Selanjutnya saya akan membahas tentang Kematian Cinta Sejati.
Manusia abad ini telah terkontaminasi oleh paham kebendaan (materialisme), sehingga cinta, minat dan kegandrungan hati lebih diorientasikan pada sesuatu yang bersifat riil, konkret, dan teraba oleh pancaindera. Kecintaan pada sesuatu yang gaib dan kasat mata tidak memiliki tempat dalam diri manusia masa kini. Akibatnya, kecintaanpada keluaraga, harta, takhta dan wanita melebihi cinta kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta sejati dikalahkan oleh cinta duniawi. Cinta sejati mengalami degradasi secara sungguh-sungguh akan berlanjut pada terjadinya tragedy kematian cinta ssejati. Inilah wujud kematian cinat sejati dalam hidup. Kematian raga hanyalah kematian kecil, namun kematian jiwa (cinta sejati) adalah sebuah kematian besar.
Bagaimana mengatasi kegersangan hati manusia modern ???
Salah satu dilema atau yang sering kita sebut dengan galau yang sering menimpa kehidupan manusia abad modern adalah munculnya gejala keranjingan kebendaan (euphoria materi). Hal semacam itu menyebabkan manusia lebih respek kepada aspek lahiriah daripada aspek batiniah. Akibtanya, kegersangan hati atau kehampaan spiritual (lost of soul) sering menjadi trend penyakit jiwa manusia modern dan sering sekali menimpa anak-anak remaja yang sedang dilanda jatuh cinta. Kebanyakan dari mereka sering menyebutnya dengan kata “GALAU” inilah penyakit hati yang sering membuat anak-anak seusia kita tidak bisa konsen belajar dan mengerjakan hal-hal yang lebih bremanfaat di luar sana karena penyakit hati ini alias si GALAU.
Telah terjadi kepincangan eksistensi yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan manusia abad ini. Kemajuan dan modernitas bidang-bidang fisik-lahiriah, ternyata tak mampu mengguyurkan air keteduhan dan ketentraman kepada kehidupan. Bahkan secara tragis malah menggersangkan kehidupan batin dan hatinya. Akinatnya, manusia sering mengalami kehampaan makna hidup. Kekayaan telah tergenggam, kesuksesan telah tergapai, popularitas telah ternggut, namun kedamaian jiwa, ketentraman hati dan kesejukan hidup hanyalah mimpi di atas mimpi.
Penyebab utama kegersangan hati sebagaimana disinyalir oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Fawa’id Al-Fawa’id adalah akibat kerakusan manusia mengejar dunia dengan mengabaikan kehidupan akhirat. Pergaulatan dengan dunia politik, pariwisata, dan aspek-aspek duniawi lainnya secara berlebihan dapat menyebabkan hati mmenjadi kering, keras, dan hampa dari siraman kasih saying illahi. Allah sebagai sumber ketentraman hidup telah terusir dari relung hati kita.
Dengan menyadari secara mendalam bahwa penyebab utama dari penyakit kegersangan hati adalah cinta dunia yang berlebihan, maka menurut Ibnul Qayyim, cara untuk mengantisipasi dan menanganinya adalah melakukan penyadaran diri secara sunggug-sungguh. Ia harus berusaha menghindarkan diri dari kecintaan dunia secara berlebihan dan keterpautan hati dengan akhirat harus ditumbuh suburkan. Hati harus disirami dengan zikir, diguyur dengan tafakur, dialiri dengan tobat, dan dibersihkan dari segala dosa, agar kebeningan hati bisa terwujud.
Hati bisa sakit seperti badan. Penawar sakit hati adalah tobat dan menjaganya. Hati jiga bisa suram seperti halnya cermin. Untuk membersihkannya diperlukan zikir,. Hati bisa telanjang seperti halnya badan. Hiasannya adalah takwa. Hati juga bisa lapar dan dahaga layaknya seperti badan. Makanan dan minumnya adalah mak-rifatullah, cinta, tawakal dan kepatuhan kepada Allah. Jika Allah telah memenuhi relung hati manusia, maka hati pun menjadi lapang, bercahaya, bening, jernih dan teduh. Dunia selamanya tidak akan pernah mampu menentramkan hati, kecuali dzikrullah, sebagaimana dijelaskan dalam firman berikut :
"....Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang. (Ar-Ra’ad: 28)..."
Siapapun yang belum mampu menghadirkan Allah di dalam hatinya, maka ia telah kehilangan harta yang sangat berharga dalam hidupnya, yakni dzikrullah. Oleh sebab itu, kejarlah harta itu, sebab dia membuat jiwa kaya dan hati tenang serta damai.
Nah sekarang kalian semua udah tahu kan apa itu split personality, kematian cinta sejati, kegersangan hati dan bagaimana sih cara mencegah kegersangan hati itu. Semoga tulisan saya kali ini bisa bermanfaat untuk diri saya sendiri dan orang-orang di sekitar saya.
Sekian tulisan saya dan pesan saya hanya satu, tetap jagalah hati kalian sebaik-baiknya dan jangan pernah galau-galauan lagi ya buat teman-teman ku yang sering galau. Karena sebenarnya galau itu gak enak dan gak banget. Jadi, HIDUP TIDAK GALAU. (y) ;)
Daftar Pustaka
Albani Muhammad.2011.Agar Hati Tak Mati Berkali-kali.Solo:Era Adicitra Intermedia